Kamis, 31 Desember 2015

Ketika Tetesan Darah Begitu Berharga

________________________________________________________________________________
70 Tahun PMI Membersamai Negeri
________________________________________________________________________________
Sejak menjadi blogger, saya lebih sering membuka e-mail. Siapa tahu ada pemberitahuan penting. Misalnya, konfirmasi undangan dari brand terkemuka untuk launcing produk terbarunya di Jogja atau Komunitas Blogger Jogja (KBJ) mengadakan suatu event dan mengundang kami para blogger. Beberapa waktu lalu saya membuka e-mail, saya mendapat undangan dari ICRC (International Committe of the Red Cross) yang berada di Jakarta untuk menghadiri Malam Penganugerahan Kompetisi Blog ICRC 2015, berikut TOR (Term of Reference) acara tersebut pada tanggal 18 Desember 2015.

Singkat cerita, sesampainya di Jakarta, tepatnya di Hotel Ambhara, saya disambut dengan hangat oleh Mas Ahmad Nashrullah (@donnassero), selaku panitia acara tersebut. Saya juga mendapat kesempatan untuk mampir ke markas ICRC yang lokasinya tidak begitu jauh dari Hotel Ambhara. 

Saya beruntung, sebab saya bisa mendapatkan hal-hal luar biasa, termasuk pengalaman dan sahabat baru. Selain itu, saya juga memperoleh goodie bag keren yang di dalamnya berisi flashdisk (bertuliskan lambang ICRC), serta buku-buku tentang kemanusiaan dan hukum humaniter internasional. Buku-buku tersebut diterbitkan atas kerjasama ICRC dan PMI. 
Dokumentasi Pribadi : @ArintaSetia. Buku-buku terbitan ICRC dan PMI
Melalui buku-buku tersebut, saya memperoleh knowledge tentang sejarah berdirinya ICRC dan PMI di Indonesia. Juga bagaimana seharusnya penggunaan lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, sesuai dengan aturan yang disepakati dalam konvensi Jenewa. Juga terdapat lambang tambahan selain palang merah dan bulan sabit merah, yakni kristal merah. Setiap negara hanya boleh menggunakan satu lambang saja dan satu kesatuan. Misal nih, kalau di Malaysia namanya Mercy Malaysia (MM), sedangkan di Indonesia ada Palang Merah Indonesia (PMI).
Dokumentasi Pribadi : @ArintaSetia. Sejarah singkat PMI
Tercatat, PMI telah membersamai Indonesia selama 70 tahun. Dari mulai awal berdirinya republik ini hingga kini. Banyak prestasi dan cerita yang telah ditorehkan. Tanggal 17 September lalu, PMI Merayakan kedigdayaannya yang ke-70. Dirgahayu PMI untuk Indonesia. 

Dalam perayaan 70 tahun tersebut, PMI mengadakan pameran dan peluncuran perangko seri 70 tahun PMI. Saya pikir cara tersebut layak diapresiasi. Di era android ini, teknologi telah mengambil alih dan mereduksi cara-cara komunikasi konvensional seperti bersurat menggunakan perangko. Saya khawatir, jangan-jangan kaum muda kekinian tidak tahu perangko itu fungsinya untuk apa? Apalagi istilah filateli! Tahunya kok cuma selfie.

Dalam perhelatan yang berlangsung di Museum Nasional (Jakarta) tersebut, PMI bekerjasama dengan PT Pos Indonesia meluncurkan 2 desain perangko, Dua desain tersebut berupa gambar markas PMI tempo dulu dan gambar ketua umum PMI pertama, Muhammad Hatta. Perhelatan yang berlangsung selama 7 hari, mulai tanggal 10 hingga 17 September ini juga dihadiri oleh wakil presiden Jusuf Kalla.

Kegiatan PMI pun tak melulu berkaitan dengan donor darah. Karena PMI adalah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan, maka program kerjanya beragam. Mulai dari kampanye peduli AIDS, operasi tanggap darurat saat bencana kabut asap, distribusi air bersih, pelayanan kesehatan saat arus mudik, dapur umum dan evakuasi korban banjir dan masih banyak lagi. Daftarnya akan semakin panjang jika saya sebut satu per satu. Terkadang PMI juga menyelenggarakan event yang dikemas dalam bentuk talkshow, seminar, konser, dan sebagainya untuk sosialisasi program-programnya di bidang pelayanan kemanusiaan. Bahkan PMI menciptakan aplikasi pengetahuan Siaga Bencana dengan sistem android. Jika kamu tertarik, kamu bisa mengunduhnya di Play Store.
_______________________________________________________________________________
KSR PMI UNY : Dari Yogyakarta Untuk Indonesia
_______________________________________________________________________________
"Mbak Arinta, KSR lagi ngadain donor darah lho. Ikutan yuk." Demikian Minanti Arum yang kerap disapa dengan panggilan Arum mengajak saya untuk ikut aksi donor darah. Aksi donor darah ini berlokasi di Student Center (SC) UNY.

Ini bukan pertama kalinya. Sudah beberapa kali Arum mengajak saya untuk ikut aksi donor darah. Arum adalah rekan sekamar saya di kos. Mahasiswi angkatan 2013 yang berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan mengambil konsentrasi di jurusan pendidikan teknik sipil tersebut adalah seorang aktivis di organisasi KSR PMI UNY. Oh, mungkin kamu akan bertanya-tanya. Apa itu KSR? KSR singkatan dari Korps Suka Rela. Sebuah organisasi yang merupakan bagian dari kesatuan unit PMI dan mewadahi minat mahasiwa perguruan tinggi di bidang volunterisme dan aksi sosial kemanusiaan.

Selain diklat dan pelatihan, kegiatan KSR PMI UNY cukup banyak, di antaranya adalah aksi penggalangan dana saat Merapi dan Kelud meletus serta bencana asap di Sumatra dan Kalimantan. Baru-baru ini, organisasi tersebut mengadakan event Siganapraja, aksi Give Blood Give Life, dan talkshow "Relawan Dalam Pendidikan. Siganapraja (Siaga Bencana Palang Merah Remaja) adalah kompetisi yang diperuntukkan untuk PMR (Palang Merah Remaja) wira dan madya di mana pesertanya adalah tim-tim dari SMP dan SMA atau sederajat . Dalam kompetisi tersebut adalah 4 kategori lomba yakni, lomba pertolongan pertama, lomba cerdas cermat, siaga bencana, gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Talkshow "Relawan dalam Pendidikan" 2015  di Gedung Hall Rektorat UNY 
Talkshow "Relawan dalam Pendidikan" menghadirkan pembicara utama H. Muhammad Muas, S.H. Beliau merupakan ketua bidang relawan PMI Pusat. Acara tersebut sangat menarik dan cukup banyak merebut perhatian peserta yang hadir. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta saat berlangsungnya sesi tanya jawab. Sebagai tambahan, ada aksi dan kampanye Give Blood Give Live yang bekerjasama dengan PMI Sleman.
***
Darah. Zat cair kental berwarna merah yang komponen utamanya terdiri dari cairan plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan butir-butir darah (trombosit) merupakan elemen vital yang sangat penting bagi kehidupan vertebrata (makhluk bertulang belakang). Tak terkecuali manusia. Kekurangan salah satu komponen utamanya bisa berakibat fatal. Apalagi kehilangan berliter-liter sel darah. Seseorang yang menderita leukimia, berarti dia bermasalah dengan sel darah putihnya (leukosit). Begitupun dengan penderita anemia, berarti dia bermasalah dengan sel darah merahnya.

Bicara soal darah, saya jadi teringat kisah seorang sahabat bernama Winarni. Apa yang dia alami sungguh menyentuh hati saya. Membuat saya memahami, betapa betapa berarti darah bagi kehidupan seseorang.
_______________________________________________________________________________
Blood For Win
_______________________________________________________________________________
Namanya Winarni, Kerap disapa Win. Kami pernah bersama selama setahun di kelas X.1 SMAN 1 Wiradesa (2008-2009). Dulu, saya begitu pendiam dan tertutup (introvert). kebalikan dengan Win yang  hangat, supel, dan mudah bersahabat. Terkadang saya ingin seperti Win. Saya cukup mengagumi dirinya. Menginjak kelas XI, Win ditunjuk sebagai ketua Klub KIR (karya Ilmiah Remaja). Di bidang akademik, Win berhasil menorehkan prestasi dalam suatu kompetisi esai ilmiah tingkat karesidenan Pekalongan sebagai juara 1. Keren bukan?

Sudah cukup lama saya tidak bersua dengan Win. Setelah lulus sekolah tahun 2011, saya melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta dan mengambil konsentrasi bidang akuntansi, sedangkan Win memilih bekerja selama 2 tahun di sebuah perusahaan farmasi di Kota Bandung. Baru menginjak tahun 2013, Win memutuskan untuk kuliah di Universitas Jenderal Ahmad Yani dan mengambil konsentrasi di bidang elektro.
***

Suatu ketika Win bercerita pada saya, betapa Win pernah hampir melekat dengan ajal. Mencium tajam aroma kematian.

Peristiwa itu terjadi di tahun 2006, di mana saat itu Win dirawat di RSUD Kraton Pekalongan karena menderita tipus dan demam berdarah. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Kondisinya cukup mengkhawatirkan. Bahkan kadar trombosit turun drastis hingga mencapai 50.000 sel/mm3. Perlu diketahui bahwa kadar normal trombosit untuk orang dewasa adalah 150.000-400.000 sel/mm3, sedangkan untuk anak-anak antara 150.000-450.000/mm3.  Jelas sekali, ini sangat berbahaya bagi Win.

Belum lagi golongan darah Win adalah AB. Di antara 4 golongan darah yang ada (A, B, O, dan AB), golongan darah AB adalah golongan dengan persentase paling sedikit di dunia. Seperti dilansir antaranews.com, pemilik golongan darah ini populasinya tidak lebih dari 7%. Berdasarkan hasil riset, dari 100 orang hanya 2 orang saja yang memiliki golongan darah AB (sumber pmi.or.id). Maka dari itu, di beberapa daerah seperti Yogyakarta ada komunitas khusus yang diperuntukkan bagi mereka yang bergolongan darah AB. Setidaknya, keberadaan komunitas ini membantu memudahkan ketika ada seseorang membutuhkan donor dan transfusi darah.
Kembali ke Win.

Dokter menyarankan Win untuk melakukan transfusi darah. Namun sayang, stock darah AB di rumah sakit dan bank darah PMI Pekalongan saat itu sedang kosong. Dari pihak keluarga tidak ada yang cocok untuk dijadikan pendonor. Bahkan orang tua Win sekalipun!

Win sempat bertanya kepada sang dokter apakah bisa golongan darah AB menerima transfusi dari semua golongan darah. Mengingat seperti yang ada di dalam teks-teks buku pelajaran SD dan SMP yang pernah Win baca, bahwasanya golongan darah AB merupakan resipien universal. Itu artinya golongan darah AB bisa menerima transfusi dari semua golongan darah yang ada. Bukankah secara teori demikian? Namun, dokter tidak bersedia melakukan transfusi. Dokter tidak mau mengambil risiko jika tubuh Win melakukan aksi penolakan akibat ketidakcocokan golongan darah. Dalam dunia medis, transfusi dengan golongan darah yang berbeda tidak diperbolehkan. Jangankan beda golongan darah, satu golongan darah tetapi beda rhesus saja tidak diperkenankan.Win geram, mengapa tulisan demikian masih terdapat dalam teks-teks buku pelajaran. Benar-benar menyesatkan!

Win sudah pasrah. Win sadar konsekuensi. Win tahu bahwa dirinya tak akan bertahan lama di dunia ini. Apa yang Win lakukan kala itu? Selain berdoa, Win mengirimkan sms satu per satu kepada teman-temannya. Win meminta maaf jika ada kata ataupun laku yang kurang berkenan.

Win hampir menyerah di detik-detik terakhir hidupnya. Hingga kabar baik itu akhirnya datang juga. Ada seorang pendonor yang bersedia memberikan darahnya untuk transfusi. Namun, hal itu tidaklah gratis. Sang pendonor meminta harga 3 kali lipat dari harga darah standar. Sesungguhnya hal ini sangat memberatkan keluarga Win yang hidupnya saja sudah sangat sederhana. Tapi, mau gimana lagi? Akhirnya, agar tetes demi tetes darah tersebut mengalir ke tubuh Win, keluarga Win rela menebusnya. Berapapun harga yang dibayar.
________________________________________________________________________________
Berikan Donasi Terbaikmu
________________________________________________________________________________
Maaf jika cerita ini telah membuat sedih. Tapi ini nyata. Ini terjadi pada sahabat saya Win. Saya berharap kamu tidak mengalami seperti apa yang Win alami. Pun pada keluarga dan juga sahabatmu. Maka dari itu saya mengajak kamu dalam aksi Ayo Peduli Bantu Sesama dalam rangka Bulan Dana PMI.

Donasi yang kamu berikan tidak hanya dalam wujud donor darah, bisa juga uang. Berikan donasi terbaikmu. Saya berharap donasimu bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Kamu bisa melakukannya melalui bank-bank berikut ini :

  • Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomor Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
  • Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
  • Bank DKI kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta. 

Selasa, 15 Desember 2015

EDP Project Jogja : Atasi Demam Berdarah Melalui Wolbachia

_______________________________________________________________________________
Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa kini sudah memasuki Bulan Desember. Sudah hampir 4 tahun lamanya saya berada di Yogyakarta, Menikmati romantisme masa-masa menjadi anak kuliahan. Bergelut dengan tugas-tugas. Banyak hal juga telah saya lalui. Jogja diguyur hujan deras Desember ini. Lapis demi lapis kumulonimbus tak ubahnya seperti gumpalan-gumpalan kapas yang terbang di langit. Terkadang menimbulkan mendung yang gelap dan pekat. Terkadang pula menjatuhkan jarum-jarum tajam dari langit. Juga petir yang menggelegar. Ah, hujan Bulan Desember. 

Hujan Bulan Desember ini mengingatkan saya pada seorang kawan yang pernah dirujuk ke RS Sardjito karena menderita demam berdarah. Kala air menderas dari langit. Menimbulkan bunyi gemerisik. Juga kecipak-kecipuk langkah-langkah kaki karena jalanan tergenang air. Menjadikan sebagian orang memilih berdiam diri di rumah. Mendekam dalam selimut. Sedangkan kawan saya ini merasakan nyeri di hampir sebagian tubuhnya. Demam hebat yang tak berkesudahan. Mimisan. Muntah-muntah disertai timbulnya bintik merah di sepanjang kulit. Saya bergidik ngeri jika teringat akan hal itu. 

Yogyakarta merupakan wilayah endemik terjangkitnya penyakit demam berdarah. Seperti dilansir sorotjogja.com, memasuki kuartal pertama di tahun 2015 ada 3 daerah yang rentan terhadap serangan DBD (Demam Berdarah Dengue).  Ketiga daerah itu adalah Kecamatan Gondokusuman, Kecamatan Tegalrejo, dan Kecamatan Ngampilan. Fitri Yulia Kusworoni selalu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya menyatakan bahwa terdapat kenaikan jumlah pasien DBD yang dirawat di puskemas yang pada tahun 2014 ada 19 kasus, pada tahun 2015 naik menjadi 90 kasus. Ini baru wilayah Kota Yogya. Bagaimana dengan wilayah lain seperti Sleman dan Bantul yang juga rentan terhadap kasus ini?

Demam berdarah (demam dengue) adalah salah satu momok yang ditakuti masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Demam dengue mengancam hampir 2.5 miliar penduduk bumi. Kasus tertinggi menimpa wilayah ASEAN, termasuk Indonesia. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) setiap tahun sekitar 390 juta orang terinfeksi dengue. Sebanyak 22.000 orang terutama anak-anak dan remaja meninggal dunia. Bagaimana dengan di Indonesia? Angkanya meningkat, di mana pada tahun 2012 jumlah kasus 90.245 menjadi 105.545 kasus pada tahun 2013.

Hal umum yang dilakukan warga untuk mengantisipasi merebaknya DBD yakni dengan menjaga lingkungan agar terkondisikan bersih. Pemerintah melalui dinas kesehatan tak henti-hentinya menghimbau agar warga melakukan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui aksi 3 M (Menguras, Mengubur, dan Mengubur barang bekas yang sudah tidak terpakai). Ada pula istilah ikanisasi (menempatkan ikan-ikan di bak mandi atau kolam agar ikan-ikan tersebut memakan jentik-jentik nyamuk) dan larvasidasi (membunuh larva-larva nyamuk Aedes Aegypti dengan menggunakan abate). Selain itu, ada pula tindakan fogging (pengasapan). Tempat tinggal saya yang letaknya persis di depan Fakultas Teknik UNY di mana dilalui Selokan Mataram juga tak luput dari aksi fogging tiap tahunnya.

Namun apakah cara-cara lama ini cukup efektif mengurangi kasus-kasus terkait DBD? Hey ini sudah tahun 2015! Maksud saya adakah suatu terobosan di dalam sains, terutama di bidang biologi sel & molekuler, bioteknologi dan rekayasa genetika yang mampu menciptakan suatu vaksin yang menghambat transmisi virus dengue dari nyamuk ke manusia? Membuat telur-telur nyamuk menjadi infertil misalnya? Memperpendek usia hidup nyamuk yang menjadi inang virus dengue?
Pada tanggal 1 Desember 2015, saya bersama rekan-rekan Komunitas Blogger Jogja (KBJ) mendapat undangan dari EDP (Eliminate Dengue Project) Yogyakarta untuk mengunjungi insektarium dan laboratorium diagnosis di mana terdapat fasilitas riset untuk meneliti nyamuk Aedes aegypti. Fasilitas riset ini cukup lengkap. Di dalamnya terdapat tempat penetasan telur-telur nyamuk berukuran kurang lebih 50 mikron di mana telur-telur tersebut hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron.
Documentation : Paulus Enggal
Fasilitas riset EDP Yogyakarta dilaksanakan di bawah naungan Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) dan didanai oleh Yayasan Tahija Jakarta (organisasi filantropi nonprofit yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan juga pelayanan sosial). Dalam riset ini, UGM menjalin kerjasama dengan Monash University di Australia. Untuk EDP global melibatkan sejumlah negara seperti Australia, Vietnam, Brazil, Singapura, Colombia, termasuk Indonesia. Ini proyek riset prestius yang digarap serius, berbiaya mahal, melibatkan sejumlah ahli dan peneliti dari berbagai negara serta membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk pengujiannya. 

Ada hal yang menarik dalam proyek riset ini. Ternyata para peneliti menggunakan bakteri Wolbachia untuk mengendalikan virus dengue. Ini penemuan menarik dan melibatkan multidisiplin ilmu seperti bioteknologi, virologi, bakteriologi, entomologi, dan juga biologi molekuler. Bahkan saya berusaha mencari jurnal-jurnal ilmiah terkait penelitian ini.

Tentu saja riset tentang wolbachia cukup banyak menyedot perhatian saya. Pernah mendengar Wolbachia sebelumnya? Baiklah saya akan sedikit bercerita. 
________________________________________________________________________________
Perjalanan Panjang Si Wolbachia dan Kisah Sang Profesor
________________________________________________________________________________
A lot of science involves failure, but there are also the brilliant successes, successes that can lead to new inventions, new tools, new drugs — things that can change the world (Anonim)
Terkadang kisah sukses seseorang lahir dari sebuah gagasan sederhana. Sebuah inovasi yang menghadirkan solusi. Juga perjalanan panjang yang melelahkan. Demikian pula yang dialami Profesor Scott O'Neill ketika mengupayakan penemuannya di bidang ilmu biologi. Sebuah terobosan di bidang sains yang menghadirkan solusi mengatasi virus dengue. 

Sang profesor kala itu tertarik pada bakteri Wolbachia pipiens. Bakteri ini pertama kali ditemukan di dalam tubuh nyamuk Culex pipiens pada tahun 1920. Bakteri Wolbachia terdapat di hampir 60% hingga 70% serangga seperti ngengat, lalat buah, capung, kumbang, dan nyamuk, tetapi tidak pada nyamuk jenis aedes aegypti yang merupakan inang virus dengue. 

Wolbachia dapat dikatakan sebagai bakteri parasit yang menginfeksi sistem reproduksi serangga sehingga mempengaruhi kelanjutan garis keturunan mereka. Terdapat hubungan yang cukup kompleks antara sang inang (serangga) dengan bakteri wolbachia. Reaksi infeksi bakteri ini dengan serangga terhadap garis keturunan selanjutnya pun beragam. Bakteri ini bisa menyebabkan kematian jantan yang terinfeksi, siklus atau usia hidup serangga yang pendek, ketidaknormalan reproduksi yang berujung pada kematian dini embrio. Dalam penelitiannya, Sang Profesor juga melaporkan bahwasanya wolbachia juga mampu menghentikan duplikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. 

Profesor O'Neill kini menjabat sebagai dekan fakultas sains di Monash University Australia. Sebelumnya beliau menyelesaikan program doktoralnya di bidang entomologi (ilmu serangga)  di Queensland University. Beliau juga pernah bekerja di Yale Medical School sebagai ketua grup biologi yang mempelajari serangga pembawa penyakit. 

Apa yang dikerjakan oleh Profesor O'Neill di dalam labnya juga pernah tidak membawa hasil apapun. Membuatnya stress dan tertekan. Setidaknya 20 tahun hidupnya dihabiskan untuk penelitian ini. Profesor O'Neill menggunakan teknik injeksi mikro untuk menyuntikkan wolbachia dalam telur nyamuk. Saya membayangkan seberapa kecil ukuran jarum yang digunakan. Apakah pakai skala mikro atau nano? Teknologi yang digunakan pasti mengagumkan.

Rekan sejawatnya, Tom Walker menghabiskan hari demi hari di lab hanya untuk menyuntikkan wolbachia ke lebih dari 500 telur setiap harinya. Walker kemudian menunggu dengan sabar hingga telur tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan memastikan apakah nyamuk-nyamuk dewasa tersebut terinfeksi wolbachia. Namun hasilnya nihil. Tak ada nyamuk yang di dalamnya mengandung bakteri wolbachia. Tingkat keberhasilan penelitian ini sangat rendah, ujarnya suatu ketika. Bahkan Walker telah menyuntik 18.000 telur tanpa ada tanda-tanda bahwa telur-telur tersebut di dalamnya mengandung bakteri wolbachia. Ah, kisah ini mengingatkan saya pada Thomas Alfa Edison.

Suatu ketika di tahun 2006, setelah hari-hari yang dilalui membuat jenuh dan menghilangkan semangat, kabar gembira itu akhirnya datang. Salah seorang mahasiswa O'Neill berkata bahwa dia telah berhasil menginjeksi telur, hingga telur yang mengandung bakteri wolbachia tumbuh menjadi nyamuk dewasa. Ini seperti momen eureka! Sang mahasiswa tersebut menularkan ledakan optimisme kepada Sang Profesor.
Proses ini belumlah usai. Profesor O'Neill harus menguji sampel penelitian di lapangan. Nyamuk-nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia dilepasliarkan di daerah yang rentah terhadap DBD agar kawin dengan nyamuk setempat yang mengandung virus dengue. Tujuannya untuk mengetahui seberapa efektif pengendalian wolbachia terhadap virus dengue dan juga bagaimana hasil kawin silang dua varietas nyamuk tersebut (nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia dengan nyamuk aedes aegypti pembawa dengue) terhadap garis keturunan selanjutnya. Tempat uji coba pertama kali dilakukan di Yorkeys Knob dan Godonvale, Queensland pada tahun 2011. Penelitian ini juga mendapat dukungan dana dari Bill and Melinda Gates Foundation
________________________________________________________________________________
Tahija Foundation dan Eliminate Dengue Project (EDP) Jogja 
________________________________________________________________________________
Jika di tingkat global proyek riset Eliminate Dengue didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation, di Indonesia aksi ini didukung penuh oleh organisasi filantropi Yayasan Tahija Jakarta. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, organisasi ini bergerak di bidang sosial, kesehatan, dan pendidikan. Organisasi ini didirikan oleh Jean dan Julius Tahija pada tanggal 21 Maret 1990. Bunga Cinnamomum tahijanum (kayu manis liar) yang berasal dari Kalimantan menjadi simbol organisasi ini. Simbol  Cinnamomum tahijanum mereprentasikan empati, persamaan, dan keberagaman.

Dalam Annual Report 2014, organisasi ini melaporkan bahwa pada tahun 2013 mereka berhasil menyiapkan landasan operasional untuk pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di Yogyakarta. Pada Januari 2014, pelepasan perdana nyamuk dilakukan di Desa Kronggahan dan Nogotirto, Kabupaten Sleman. Tantangan yang dihadapi tim EDP Jogja kala itu adalah bagaimana mensosialisaikan kegiatan ini kepada masyarakat. Tantangan yang lain adalah letusan Gunung Kelud pada Bulan Februai 2014, tetapi hal ini tidak menyebabkan gangguan signiikan pada proses kegiatan pelepasan nyamuk. Pada Desember 2014, tim EDP Jogja melakukan kegiatan serupa di dua wilayah yang ada di Kabupaten Bantul.

Bahkan Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan dukungan penuh pada kegiatan EDP Jogja. Selain dari pemerintah daerah, komisi etik Kedokteran Universitas Gajah Mada juga memberikan feed back dan bimbingan etis terhadap kegiatan EDP Jogja. Kegiatan pelepasan nyamuk ber-wolbachia pada tahun 2014 adalah bukti keberhasilan kerjasama antara Yayasan Tahija, tim EDP dari Monash University dan Universitas Gajah Mada.
Saya sendiri sangat antusias ketika mendapat undangan dari EDP Jogja. Ini kesempatan langka! Tak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini. Di insektarium tersebut, saya bisa menyaksikan bagaimana telur nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia menetas. Tentu saja saya melihatnya dengan bantuan mikroskop elektron. Di insektarium tersebut kami berdiskusi mengenai isu DBD. Saya mendapat pemahaman baru dan juga knowledge yang berharga. Ini keren!

Indonesia juga punya ahli entomologi (ilmu serangga) lho, beliau bernama Pak Warsito Tantowijaya Ph.D. Pak Warsito inilah yang mengajak kami tour de lab dan menjelaskan proses penangkaran nyamuk-nyamuk ber-wolbachia. Sedangkan Mbak Bekti Dwi Andari, MA. selaku stakeholder engagement coordinator menjelaskan tentang nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia ini kepada audience melalui slide presentasi dan video singkat. Peneliti utama EDP Jogja adalah Prof. dr. Adi Utarini, MPH., Ph. D. dan peneliti pendamping dr. Riris Andono Ahmad MPH. Ph. D.

Eliminate Dengue Project Jogja juga tergabung dalam IDAMS (Internasional Research Consortium on Dengue Risk Assesment, Management, and Surveillance) yang merupakan konsorsium penelitian 8 negara di Asia dan Amerika Latin. Diharapkan, penelitian ini mampu menekan risiko dan kasus yang disebabkan oleh virus dengue. Semoga!

Yogyakarta, 15 Desember 2015

Kamis, 12 November 2015

Dunia Tido & Friends (Kreativitas, Imajinasi, dan Mimpi-Mimpi)

____________________________________________________________________________
Sekilas Tentang Tido & Friends
____________________________________________________________________________

Dunia anak-anak lekat dengan imajinasi. Lewat imajinasi tersebut terciptalah kreativitas  yang menghantarkan mereka pada mimpi-mimpi. Itulah yang menjadi alasan tim Gobaksor Interactive yang digawangi oleh Iki Mazadi dalam menciptakan aplikasi atau media yang membantu mengasah imajinasi dan kreativitas anak-anak.

Tentunya yang saya maksud di sini adalah anak-anak berusia 3 hingga 6 tahun (anak usia dini). Sebab, anak-anak dalam rentang usia seperti itu sedang berada dalam periode emas masa pertumbuhan (Golden Age Era). Dari situlah sel-sel aktif otak terbentuk. Pertumbuhan sel-sel aktif ini dimulai di usia 3 tahun dan terbentuk secara sempurna di usia 5 hingga 6 tahun. Di sinilah pentingnya optimalisasi kecerdasan anak melalui serangkaian aktivitas yang menyenangkan yang tentunya akan berdampak pada tumbuhkembang termasuk kreativitas dan imajinasi mereka. 

Tido & Friends adalah salah satu hasil olah kreativitas tim Gobaksodor Interactive. Ada beberapa jenis produk yang telah dihasilkan Gobaksodor Interactive di antaranya game, e-book interactive, komik, animasi (2D maupun 3D), dan kini mulai merambah ke dunia Virtual Reality.

Seperti yang diutarakan oleh Iki Mazadi (founder Startup Gobaksodor Interactive), Tido & Friends diharapkan mampu menjadi sebuah media penyampai nilai-nilai kebaikan dan pengetahuan yang membentuk karakter serta kepribadian anak-anak calon pewaris masa depan Indonesia. 

Tido & Friends sendiri adalah karakter imajiner berbentuk binatang yang imut dan lucu. Di dalamnya terdapat 9 tokoh yang memiliki karakteristik berbeda. Mereka adalah Tido (komodo), Fogi (katak), Simoo (sapi), Pinky (naga), Bibu (buaya), Quin (penguin), Chipo (luwak), dan Phipo (naga). Saat ini, telah  ada 3 jenis produk kreatif Tido & Friend, di antaranya : edumini komik, animasi dalam bentuk lagu anak-anak (2D dan 3D), dan e-book interactive berbasis android.

Pantengin terus ya postingan ini sampai akhir karena ada Giveaway 5 DVD animasi (lagu anak Tido & Friends) buat kamu yang mau ikutan. Iya buat kamu.
Gambar GIF 1. Karakter-karakter Animasi Tido & Friends
 _______________________________________________________________________________
Lagu Anak Tido & Friends (Animasi) 
________________________________________________________________________________ 
Mobil Listrik
 
Mobil listrik itu mobil yang keren
Tidak menyebabkan asap polusi
Yang lebih hebat dan lebih keren lagi
Yang membuat adalah teman kita sendiri 
Di Indonesia mobil itu dibuat, negara kita tercinta

Ini adalah sebagian lirik yang saya cuplik dari lagu anak Mobil Listrik. Mobil listrik adalah mobil yang tidak membutuhkan bahan bakar fosil (misal bensin) sehingga tidak menimbulkan polusi udara. Mobil ini hanya perlu diisi ulang (charging) jika kehabisan energi listrik. Mobil listrik digadang-gadang menjadi salah satu kendaraan masa depan yang ramah lingkungan (green car). Di Indonesia ada beberapa teknokrat yang menggagas dan menciptakan mobil listrik, di antaranya Bung Ricky Elson. 

Dari situlah ide awal penciptaan lagu mobil listrik ini. Lagu ini diharapkan memberi insight dan nilai edukasi kepada anak-anak Indonesia agar menjadi generasi kreatif yang mampu menciptakan terobosan-terobosan di bidang teknologi, semisal penciptaan mobil ramah lingkungan (mobil listrik). Tentu saja dalam hal ini peranan orangtua menjadi kunci dalam menumbuhkembangkan proses kreatif anak dalam menciptakan ide-ide. 

Jaman sekarang sangat sulit mencari lagu anak-anak. Apalagi yang cocok untuk usia 3 hingga 6 tahun. Tidak seperti jaman saya ketika masih TK atau SD. Begitu banyak penyanyi cilik bersliweran. Hal-hal semacam ini menjadi tantangan tim Gobaksodor Interactive dalam menciptakan lagu anak. Lagu-lagu tersebut dibuat dalam format animasi agar anak-anak jatuh hati. Selain mobil listrik ada judul lain seperti cita-cita, layar ajaib, dan Indahnya pagi. 

Lagu cita-cita mengajarkan anak-anak akan keindahan mimpi-mimpi. Hey apa cita-citamu di masa depan? Begitulah kira-kira makna yang tersirat. Lagu layar ajaib mengajarkan anak berbuat kebaikan. Lagu Indahnya pagi mengajarkan anak akan pentingnya bangun di pagi hari. 

Berikut saya lampirkan tautan lagu-lagu anak Tido & Friends yang lain yang bisa kamu tonton via Youtube.
1. Layar Ajaib
2. Indahnya Pagi
3. Cita-Cita
________________________________________________________________________________
Edumini Komik Tido
________________________________________________________________________________
Rahasia Antara Pohon & Daun
Belajar Sambil Berlibur
Wortel
Edumini komik adalah komik singkat yang memberikan nilai-nilai kebaikan dan juga pengetahuan untuk anak usia dini. Menarik bukan? Kalau kamu punya ide kreatif untuk Tido & Friends silakan saja sampaikan ide tersebut ke  Fanspage Tido & Friends. Apapun itu. Mungkin ide tersebut berupa narasi dan sebagainya. Cerita berjudul WORTEL di atas adalah ide kreatif saya yang kemudian diolah kembali oleh tim kreatif Gobaksodor Interactive.
_______________________________________________________________________________
Colouring Sheet For Kids
_______________________________________________________________________________

Kalau lembar mewarnai ini anggap saja bonus untuk mengasah kreativitas anak-anak. Kamu bisa mengunduhnya di Album Colouring Sheet For Kids. Jangan lupa di-print dan siapkan alat mewarnai ya?
_______________________________________________________________________________
E-Book Interactive Berbasis Android (Free Download)
_______________________________________________________________________________ 
1. Cita-Cita
Cita-cita @Playstore
Gambar GIF 2. Cita-Cita
E-book interaktif berjudul cita-cita merupakan aplikasi edukasi dalam bentuk e-book yang bisa diunduh via playstore. Didalamnya dilengkapi fitur-fitur berupa game kecermatan, lagu anak cita-cita, narasi teks, serta beberapa benda atau objek dalam e-book tersebut bisa dimainkan. Ada pula jendela untuk memilih halaman yang diinginkan. Selengkapnya kamu bisa mengunduhnya sendiri di tautan berikut Cita-CitaUntuk mendapatkannya kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun sebab e-book ini free alias gratis diunduh siapa saja.

2. Indahnya Pagi
Indahnya Pagi @Playstore
E-book interaktif berikutnya berjudul Indahnya Pagi. Fitur yang disematkan hampir mirip dengan yang pertama (cita-cita). Ada games yang melatih kecermatan juga narasi teks. Juga lagu anak Indahnya Pagi. Jika berkenan silakan unduh di sini Indahnya Pagi
3. Tido di Negeri Huruf 
Tido di Negeri Huruf @Playstore
E-book interaktif Tido di Negeri Huruf membantu anak-anak usia dini mengenal huruf melalui aktivitas yang menyenangkan yakni games. E-book interaktif ini juga dilengkapi lagu anak 'Mengenal Huruf.' Nama-nama benda atau objek yang ada disesuaikan dengan awalan huruf, misal A untuk Ayam. Huruf-hurufnya lengkap dari A hingga Z. Selain itu, Tido di Negeri Huruf bisa dimainkan secara offline. Kalau penasaran silakan mampir ke Tido di Negeri Huruf

Selengkapnya boleh berkunjung ke Gobaksodor Interactive Via Google Play
_______________________________________________________________________________
Capaian Prestasi
_______________________________________________________________________________
Tido & Friends di ajang Baros International Animation Festival 2015
Gobaksodor Interactive sendiri merupakan sebuah digital startup yang berfokus pada digital kreatif yang dirintis oleh Iki Mazadi pada tahun 2012 di Yogyakarta. Saat ini pria yang pernah mengenyam pendidikan di jurusan teknik informatika di suatu universitas di Bandung ini mulai mantap meniti karirnya di dunia digital creative startup. Semenjak tahun 2014, studio Gobaksodor Interactive menjadi sebuah tempat untuk bermain dan berkarya dengan ide-ide kreatif terkait pengembangan aplikasi digital berupa games dan e-book interaktif, animasi 2D & 3D, aplikasi augmented reality & virtual reality, ataupun lainnya terkait ranah digital kreatif.

Selain Tido & Friends, Iki Mazadi dan tim Gobaksodor Interactive telah menelurkan cukup banyak karya. Salah satu dari sekian karyanya yakni desain 3D home interior, desain 3D Candi Borobudur, dan game virtual Reality dengan konsep petualangan luar angkasa (project 3599).
Hasil kreativitas Gobaksodor Interactive
Selama kurun waktu 2012 hingga 2013, Tido & Friends sendiri pernah menyabet beberapa penghargaan, di antaranya juara 3 Indigo Fellowship Telkom kategori game dan komik interaktif (2012) serta harapan 1 dalam ajang Rockstar Intel 2013. Sebenarnya masih ada penghargaan yang lain lagi, tapi 2 aja yang saya tulis cukup kan?

Selain itu, untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas Iki Mazadi pernah mengikutsertakan Tido & Friends ke beberapa pameran, di antaranya Pekan Produk Kreatif Indonesia or PPKI 2013 (jakarta), Business Connect 2013 (Jakarta), ICT Expo 2014 (Jakarta), Baros International Animation Festival or BIAF 2015 (Bandung), dan terakhir Digital Science Technopark 2015 (Semarang).

Apa mimpi-mimpi serta harapan ke depan? Tido & Friends diciptakan sebagai media kreativitas dan visualisasi imajinasi dunia anak-anak. Ini sesuai dengan spirit Gobaksodor Interactive yakni Inspiring, educating,visualizasing, and empowering for children imagination. Harapannya Tido & Friends mampu menjadi media penyampai nilai-nilai tersebut.

Mari mampir ke :
1. Tido & Friends Website
2. Gobaksodor Website 
3. Tidofiends Lands (Official Facebook) 
4Tido & Friends (Fanspage)
_______________________________________________________________________________
Giveaway Tido & Friends 
________________________________________________________________________________
Okay Sobat Blogger. Terima kasih sudah mampir ke lapak saya yang sederhana ini. Nah kali ini saya akan mengadakan giveway yang hadiahnya berupa DVD animasi (10 lagu anak Tido & Friends). Ada 5 DVD dari sponsor saya Gobaksodor Interaktive. So ikuti alurnya ya yang mau ikutan.
A. Syarat dan Ketentuan
  1. Like Fanspage Tido & Friends dan add facebook Tidofriends Lands
  2. Share postingan ini di akun facebook masing-masing
  3. Silakan tulis di kolom komentar postingan ini dengan menyertakan : nama lengkap dan akun sosmed masing-masing (boleh twitter atau facebook)
  4. Berikan ulasan mengenai produk Tido & Friends (Lagu Anak Tido & Friends, Edumini komik Tido, E-book interaktif) pilih salah satu atau ketiganya sekaligus boleh. Tulis di kolom komentar di bawah Nama dan Akun social Media. Apakah kamu punya pengalaman terkait dunia komik, animasi, atau game, kemudian hubungkan pengalamanmu dengan Tido & Friends. Apakah kamu kesulitan mencari media edukasi untuk anak usia dini, kaitkan pengalamanmu dengan Tido & Friends, Apakah anak-anak atau adik kecilmu di rumah tertarik dengan komik atau lagu Tido, silakan bagi pengalamanmu di sini. Apakah review Tido & Friends ini menarik menurutmu? Setiap orang pasti punya hal menarik untuk diceritakan. Tulislah bebas sekreatif mungkin. 
  5. Tim Gobaksodor Interactive akan memilih 4 pemenang dengan komentar/ulasan paling kreatif dan unik (baik berupa masukan, saran, support, dan sebagainya). Sedangkan 1 Pemenang akan diundi secara random (acak) oleh saya. Jadi siapapun bisa dapat kesempatan untuk mendapatkan DVD ini (total 5 DVD). 
  6. Menjelang deadline GA, saya mau memberi tambahan hadiah buat para pemenang. Hadiahnya yakni oleh-oleh khas Yogyakarta berupa 3 kaos (bertuliskan Yogyakarta), 3 buah tas rajut/tas etnik mungil, dan @ 3 gantungan kunci (bertuliskan Yogyakarta/Malioboro) untuk 3 pemenang beruntung. Hadiah diundi secara acak oleh saya. 
B. Periode Giveaway dan Pengumuman Pemenang 
  1. Masa Berlakunya Giveaway ini dimulai dari tanggal 13 November hingga tanggal 8 Desember 2015. 
  2. Para Pemenang Giveaway Tido & Friends akan diumumkan di fanspage Tido & Friend pada tanggal 15 Desember 2015.    

Minggu, 01 November 2015

Kala Senggang Ini yang Saya Lakukan

Apa yang kamu lakukan jika kamu lagi enggak sibuk alias punya banyak waktu luang atau weekend tiba? Hah! jangan bilang kegiatanmu cuma makan, nonton TV, atawa mantengin facebook. Yah enggak apa-apa sih kalau facebookmu itu bisa dimanfaatkan buat monetize alias menghasilkan uang (misal kamu jualan produk via social media) atau berbagi sesuatu yang bermanfaat. Lha kalau facebook atau social media cuma kamu gunakan buat update status galau sekaligus stalking mantan #Eh or mantengin gebetan yang enggak jelas juntrungnya bakalan ke pelaminan atau enggak kan buang-buang waktu dan energi tuh #halah.

Mendingan ya spirit dan energi muda yang kamu miliki, kamu manfaatkan untuk melakukan aktivitas yang berdampak positif. Apa saja itu? Misal, belajar tutorial CorelDraw & Photoshop via youtube (kalau kamu benar-benar serius bisa di-expertise tuh skill desainmu), membuat DIY creative craft (lumayan kan kalau bisa dijual), belajar copywriting dan internet marketing pada seseorang yang dianggap berpengalaman di bidang tersebut, join komunitas hobi di daerahmu, belajar memasak, membaca novel atau buku inspiratif, dan masih banyak lagi daftar hal positif yang bisa kamu lakukan kala senggang. Apalagi buat yang masih jomblo  sedang melakukan pencarian jati diri seperti saya. Boleh tuh dicoba!

Nah Kalau Arinta sendiri apa yang dilakukan kala senggang? Kalau jaman saya masih jadi organisator di UKM (unit Kegiatan Mahasiswa) tahun 2013-2014, saya suka sekali menggarap event alias jadi panitia. Melalui organisasi saya belajar menjadi event organizer. Enggak tanggung-tanggung levelnya bisa sampai skala nasional lho.

Selain jadi panitia suatu acara, banyak sekali benefit yang didapat saat saya tergabung di organisasi, forum atau klub minat bakat, misal nambah teman. Selain itu, saya bisa menikmati jalan-jalan sekaligus observasi. Pernah nih suatu ketika, organisasi saya (UKM Rekayasa Teknologi) melakukan observasi ke Desa Srandakan (Bantul) di mana sebagian besar masyarakatnya menghasilkan tahu. Melalui tur desa, saya dan rekan-rekan diajak berkeliling ke beberapa pembuat tahu skala mikro. Saya mengamati proses pembuatan tahu, teknologi yang mereka gunakan, sembari bertanya kendala-kendala apa yang dihadapi mereka. Dari sana saya belajar banyak hal. Sungguh, kegiatan seperti ini masih sangat dibutuhkan di Indonesia. Diskusi antara pemuda (mahasiswa) dan masyarakat  untuk mencari solusi terhadap suatu hal. 

Jalan-jalan, observasi, dan diskusi inilah kegiatan yang saya lakukan saat senggang.

Itu dulu. Sekarang? Akhir-akhir ini saya lebih suka mantengin internet buat cari inspirasi menulis di blog, sembari dikit-dikit belajar tutorial apa gitu. Membaca buku (kadang-kadang). Nonton film dan animasi (kalau bagus buat bahan review di blog). Ikut kajian keagamaan, seminar, workshop, talkshow, dari yang gratisan sampai berbayar.

Okay,berikut saya list saja deh hal-hal apa yang biasa saya lakukan kala senggang :

  • Jalan-jalan sekaligus observasi (saya suka mengamati suatu hal dan bertemu orang-orang baru)
  • Diskusi mengenai suatu hal
  • Membaca buku atau novel
  • Mampir ke perpustakaan atau toko buku
  • Menonton film atau animasi
  • Mensukseskan suatu event (kepanitiaan organisasi)
  • Ikut workshop, seminar, talkshow, training, dan sebagainya
  • Menulis di blog
  • Ikut writing competition (entah dalam bentuk esai, cerpen, blog)
Inilah kegiatan-kegiatan yang saya lakukan saat senggang. Membangun kapasitas diri melalui seminar, talkshow dan workshop adalah salah satu cara yang saya tempuh.

Daripada ngejomblo bulukan di kos, mending saya ikut seminar, talkshow atau workshop kan? Lebih bermanfaat kan? Nah kebetulan pada kesempatan ini (Jumat, 30 Oktober 2015) saya mengikuti sesi diskusi dalam bentuk Talkshow #CorakTanahPapua yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Papua UGM dan bertempat di salah satu gedung Fisipol UGM lantai 2. Saya mengikuti 2 kegiatan hari itu, mulai dari Talkshow PAPUA DI MATA JOGJA hingga pemutaran Film (The Mahuze's). Ada hal menarik yang ingin saya ceritakan. Simak di postingan berikutnya ya?

Senin, 19 Oktober 2015

Dari Batik Hingga Boneka Aromaterapi

_______________________________________________________________________________
(BATIK STORY 1) MEMORI MASA SEKOLAH

Kota Batik di Pekalongan
Bukan Jogja, bukan Solo
 ... 
Negeri kaya di Tanah Papua
Bukan Palembang, Bukan Jakarta

Pernah dengar lagu ini sebelumnya gaes? Liriknya asing enggak menurutmu? Yups lagu tersebut pernah populer di tahun 2005-2006 dan dibawakan oleh grup musik Slank. Judul lagu tersebut adalah SBY. Weits bukan Susilo Bambang Yudhoyono, melainkan Social Betawi Yoi. Sori ini lagu jadul. Namun, generasi tahun 90-an atau 80-an pasti tahu deh lagu ini. 

Saya sendiri waktu SMP suka sekali menyanyikan lagu ini. Maklum ada rasa kebanggaan tersendiri ketika menyanyikan lagu tersebut. Entah kenapa. Mungkin karena saya lahir dan dibesarkan di Pekalongan. Belasan tahun saya tumbuh dan belajar di kota ini, dari TK hingga SMA. Ah entahlah. Pokoknya saya suka saja.

Pekalongan disebut Kota Batik? Tak salah memang. BATIK sendiri kepanjangan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah, dan Komunikatif. Selain itu, kota kami memang memiliki beragam jenis batik dengan berbagai warna, corak dan motif. Mulai dari batik tulis hingga batik printing. Ciri khas batik daerah kami adalah memiliki warna-warna yang ngejreng dan mencolok, seperti ungu, merah, biru, dan kuning. Ini sangat berbeda jika kamu membandingkannya dengan batik khas Surakarta atau Yogyakarta, warnanya cenderung cokelat, hitam, putih, dan ada sentuhan klasik. Corak batik khas Pekalongan biasanya berupa hewan atau tumbuhan dan berukuran besar. 
Corak khas Batik Pekalongan
Sumber gambar www.citosmagz.com. 
Adakalanya kami memakai seragam batik di hari tertentu. Waktu SMA saya memakai seragam batik di hari Rabu dan Kamis. Bukan hanya sekolah saya saja yang menerapkan peraturan semacam itu. Sekolah-sekolah lain di wilayah Pekalongan pun melakukan hal yang sama. 

Saat SMP pun saya mendapat mata pelajaran khusus (muatan lokal) mengenai seni membatik (batik tulis). Saya ingat, pada waktu itu saya membuat motif burung merak. Yah, saya memang mempunyai minat yang cukup tinggi terhadap seni rupa, jadi saya pikir mata pelajaran ini sangat menyenangkan. Sama sekali tidak membosankan. Selain membuat motif, saya juga belajar memegang canting dengan benar. Mengatur volume api dari kompor batik (agar malam tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair). Merendam kain batik yang sudah jadi dengan air mendidih (agar lapisan malamnya meleleh). Menjemur kain tersebut hingga kering. Saya akui memang cukup rumit proses pembuatan batik tulis. Maka saya memaklumi ketika batik tulis dihargai sangat tinggi jika dibandingkan batik cap atau printing. Harga satu buah batik tulis bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

Di sepanjang Jalur Pantura (Pantai Utara) Pekalongan, kamu bisa menemui sentra-sentra industri kreatif batik jika kamu mau singgah barang sebentar. Salah satu yang terkenal adalah Grosir Batik Setono. Pernah mendengarnya sebelumnya? Nah selain Grosir Batik Setono, kamu juga bisa mengunjungi International Batik Center (IBC) yang ada di Wiradesa. Lokasi IBC cukup dekat dengan SMA saya. Kalau kamu mau cari batik dengan harga terjangkau dan bisa ditawar datanglah ke Grosir Batik Setono. Namun, kalau bujet belanjamu berlebih dan kamu mau cari batik dengan kualitas premium mampir saja ke IBC. 
International Batik Center via Google Map
________________________________________________________________________________ 
(BATIK STORY 2) MEMORI MASA KULIAH 

UNY, Yogyakarta, 2013. 

Apa yang kamu kerjakan di masa-masa aktif kuliah? Kalau saya selain organisasi, saya pernah jualan boneka. Saya enggak sendiri. Saya dibantu 3 rekan saya. Karena saya anak akuntansi, saya diminta menjadi manajer keuangan pada usaha kecil yang kami dirikan bersama. Sedangkan 3 rekan saya yang lain, Ike (anak teknik busana angkatan 2011), Aldi (anak biologi angkatan 2012), dan Meita (anak biologi angkatan 2009) mempunyai peranan yang berbeda. Ike menjadi direktur utama, Aldi menjadi manajer produksi, sedangkan Meita menjadi manajer pemasaran. Di sini kami belajar bagaimana berwirausaha. Kami belajar dari nol, mulai dari mengkonsep produk, merencanakan pemasaran, mencari pemasok, membuat laporan keuangan dan sebagainya. 

Gagasan kami cukup sederhana, kami mengkonsep boneka aromaterapi berbusana batik. Lho kok bisa? Bisa saja. Ide ini datangnya dari Ike dan Meita. Boneka yang kami buat nantinya diberi aromaterapi di dalamnya sehingga jika dipeluk tercium aroma wewangian. Aromaterapi lavender adalah yang kami pilih. Sedangkan bahan batik yang kami gunakan untuk baju boneka berasal dari perca batik yang kemudian kami daur ulang (recycle) menjadi busana boneka. 

Kami lebih memilih perca batik dibandingkan kain batik utuh. Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, kami ingin menjadikan perca batik sebagai produk yang memiliki value added dan nilai ekonomis. Yang kedua, daripada kain perca tersebut dibuang begitu saja atau dibakar dan bisa mengakibatkan polusi udara lebih baik kami daur ulang menjadi baju boneka. Ketiga, dengan menggunakan kain perca batik, setidaknya kami bisa menghemat anggaran dan mengurangi biaya produksi per unit. 

Darimana kami mendapat sumber modal? Pernah ikut semacam research grant enggak? Hibah penelitian gitulah. Nah sumber modal kami bukan karena patungan. Kami membuat proyek dan mengajukan proposal melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang wirausaha kepada Dikti. Proyek kami disetujui, akhir selama setahun saya dan tim menggarap usaha boneka berbusana batik dan beraromaterapi tersebut. Nama brand yang kami usung adalah Barbara Queen. 

Pengalaman ini begitu berharga dan tidak saya dapat di bangku kuliah. Melalui bisnis boneka berbusana batik ini, saya belajar bagaimana menjual produk, memburu perca batik ke pengrajin batik di Sleman dan Kota Jogja, mencari dan mengujicoba jenis-jenis aromaterapi agar wanginya pas untuk boneka, mencari rekanan, mencatat pembelian dan penjualan. Saya dan teman-teman juga pernah buka stan di alun-alun kidul saat ulang tahun TVOne yang ke lima (2013). Selain itu, saya juga jualan di Sunmor dan GOR UNY.

Berikut saya lampirkan desain awal boneka tersebut. 
Dokumentasi pribadi. Boneka aromaterapi berbusana batik ala Padang, Jepang dan Korea
Berikut hasil jadi boneka tersebut. Namun yang saya tampilkan di sini hanya dua model saja yakni boneka berbusana batik ala Jawa dan Jepang. Dua boneka ini sifatnya customized alias kami desain sendiri. Di bagian belakang ada ritsleting. Di dalamnya bisa diisi aromaterapi lavender (bentuk padat seperti kapur barus).  Di pasaran boneka jenis itu tidak ada. Kami pun menjual dengan jumlah terbatas.

Sedangkan boneka LINE dan boneka hewan kami pesan khusus dari supplier di daerah Solo. Di dalam boneka-boneka tersebut sudah dimasukkan aromaterapi lavender. Jadi jika dipeluk wanginya bisa kecium.
 
Dokumentasi pribadi. Boneka berbusana batik ala Jawa dan Jepang
Dokumentasi Pribadi. Boneka Line Merah Berbalut Perca Batik (Busana ala Padang)
Dokumentasi Pribadi. Boneka Panda Berbalut Perca Batik (Busana ala China)
Dokumentasi Pribadi. Boneka beruang Berbalut Perca Batik (Busana ala Eropa)
Dokumentasi Pribadi. Hello Kitty Berbalut Perca Batik (Busana ala Korea)
Dokumentasi Pribadi. Happy Cow Berbalut Perca Batik (Busana ala Eropa)
Dokumentasi Pribadi. Boneka Line Tak Berbusana Batik
Dokumentasi Pribadi. Barbara Queen Collection
Dokumentasi Pribadi. Barbara Queen Collection
Dokumentasi Pribadi. Saya dan rekan.
Dokumentasi Pribadi. Saya dan Rekan.
Dokumentasi Pribadi. Meita (kiri) dan Ike (Kanan)
Dokumentasi Pribadi. Arinta (kiri) dan Aldi (kanan)
Sayangnya kerjasama ini cuma berlangsung setahun. Tahun berikutnya (2014). Saya, Ike, dan Aldi tidak meneruskan usaha ini. Ada satu dua alasan yang membuat saya memilih berhenti. Saya lebih memilih fokus kuliah dan organisasi, demikian pula Ike dan Aldi. Hanya Meita yang saat ini tetap konsisten menjalankan bisnis ini.

Apa mimpi Arinta selanjutnya? Hmmm...saya mempunyai impian suatu hari bisa punya bisnis boneka sendiri. Saya ingin sekali memperkenalkan  boneka dalam balutan batik ke luar negeri. Go internasional gitulah kalau kata Agnes Monika. Doakan ya teman-teman semoga impian saya kelak bisa tercapai. Ini cerita saya, apa cerita teman-teman?

*Lokasi pengambilan gambar : Hotel UNY & Fakultas Ekonomi UNY

Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego

Kamis, 15 Oktober 2015

Mereka Yang Memilih Menjadi Cahaya #70thICRCid

Dialog Malaikat Dan Tuhan
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia pemimpin di muka bumi." 
Para malaikat mengajukan protes sembari berkata,"Mengapa Engkau hendak menjadikan pemimpin di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" 
Tuhan kemudian menanggapi pertanyaan malaikat tersebut dengan firmanNya,"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 
Percakapan antara malaikat dan Tuhan tersebut termaktub dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 30. Namun dari percakapan tersebut, ada satu hal yang masih mengganjal dan saya pertanyakan berulang-ulang,"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."  Tuhan, apa maksud kalimat ini?

Sepenggal Kisah Save Rohingya Save Humanity

Masjid Mujahidin UNY, Juli 2013

Sore itu, entah Ramadhan ke berapa yang saya lalui. Saya menyempatkan diri ikut kajian di Masjid Mujahidin. Masjid Mujahidin adalah masjid kampusnya UNY. Yah tahu sendirilah anak-anak kos kalau lagi bulan Ramadhan rajin banget ikut kajian. Sekalian cari gratisan takjil dan berbuka puasa bersama. Lebih hemat, sekaligus sebagai ajang peningkatan gizi. Jangan salah ya, saya ini termasuk bagian dari PPT. Weits bukan Para Pencari Tuhan, seperti judul sinetron yang ditayangkan di salah satu televisi kita. PPT atau Para pemburu Takjil adalah istilah yang biasa kami lontarkan sebagai bahan becandaan anak-anak mahasiswa. 

Save Rohingya, Save Humanity. Demikian tema kajian sore itu. Rohingya? Apa itu? Ada apa dengan Rohingya? Apa hubungannya dengan kemanusiaan? Pertanyaan-pertanyaan itu terus membenak di dalam pikiran saya. 

Tak berapa lama kemudian acara dimulai. Hadirlah seorang pembicara yang merupakan bagian dari tim Aksi Cepat Tanggap atau disingkat ACT. Aksi Cepat Tanggap (ACT), Seperti halnya IRC (The International Red Cross), Bulan Sabit Merah, atau Dompet Dhuafa adalah organisasi yang bergerak di bidang misi kemanusiaan. Program kerjanya tidak hanya menjangkau skala nasional, tetapi juga internasional. Salah satu program kerja ACT yakni global Humanity Response

Saya lupa nama pembicara yang mewakili tim ACT dalam kajian sore tersebut. Namun saya masih ingat beberapa materi yang beliau sampaikan. Slide demi slide powerpoint beliau paparkan. Ngilu hati kami mendengar pemaparan beliau tentang tragedi Rohingya. Sungguh menggetarkan hati. Tak terasa tetes demi tetes air mata mengalir. Tak terkecuali saya.
www.themuslimvibe.com
Cerita Rohingya adalah cerita orang-orang yang terusir dari negerinya. Entah karena mereka dianggap sebagai ras minoritas. Entah karena adanya perbedaan ideologi dan agama. Entah karena mereka dianggap sebagai etnis pendatang. Ah entahlah. 

Di negeri mereka, orang-orang Rohingnya terancam. Rumah-rumah dibakar. Sebagian dari mereka dianiaya. Sebagian dari mereka 'dihilangkan' dengan cara-cara di luar nalar kemanusiaan. Anak-anak kehilangan orang tua. Istri kehilangan suami, pun berlaku sebaliknya. Serta masih banyak lagi kisah-kisah yang lebih mengharu-biru. Salah satu jalan yang ditempuh agar selamat dari aksi kekerasan tersebut adalah dengan melakukan eksodus massal. Migrasi ke negeri tetangga adalah opsi. Tak pelak, mereka rela membayar mahal dan berdesak-desakan di dalam kapal. Demi apa? Demi sebuah kebebasan.

Menilik kisah di atas, saya salut pada kesigapan tim Aksi Cepat Tanggap dalam memberikan bantuan. Beberapa dari mereka terjun langsung ke lokasi kejadian. Sore itu, tim Aksi Cepat Tanggap menggalang donasi untuk Rohingya. Donasi akan digunakan untuk membeli kebutuhan medis seperti obatan-obatan, sebagian lagi untuk membeli kebutuhan pokok, dan pakaian.

Luar biasa sekali ya kerja para relawan kemanusiaan? Saya temukan spirit filantropi dan altruisme yang menjadi dasar perjuangan mereka. Mereka tidak gentar. Meski berada di daerah konflik yang siap merenggut nyawa mereka sekalipun!

Mereka sadar bahwa perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan. Mereka pun mengerti bahwa di setiap pengorbanan yang mereka lakukan tidak hanya mempertaruhkan harta benda, tetapi juga jiwa raga. Mereka juga memahami bahwasanya mereka telah mengikatkan diri pada suatu kesepakatan tidak tertulis. Kontrak kematian.

Ah, saya jadi teringat pada dua sosok yang memiliki kepribadian mengagumkan. Meski mereka hidup di zaman dan negeri yang berbeda. Siapa sosok-sosok tersebut? Mereka tak lain adalah Henry Dunant dan Joserizal Jurnalis. Baiklah, saya akan sedikit bercerita tentang mereka.


Memori Tentang Solferino 

Solferino, Italia Utara, 24 Juni 1859. 

Pria itu sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk perbekalan dan juga sebuah buku kecil yang akan diberikan kepada Kaisar Napoleon III dari Prancis. Dia berharap sang kaisar akan tersanjung dengan buku kecil yang berisi pujian tersebut. Kota kecil Solferino adalah tujuannya. 

Dia mengelap peluh di dahinya. Menarik nafas dalam-dalam. Menatap langit. Sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang panjang baginya. Maksud Kedatangannya ke Solferino yakni hendak bertemu Kaisar Napoleon III yang kebetulan saat itu sedang berada di sana. Ada kepentingan yang hendak dia bicarakan dengan sang kaisar. Apalagi kalau bukan bisnis. 

Petang menjelang. Tak terasa Henry sudah mendekati wilayah Solferino. Namun setibanya di sana, ada sesuatu yang membuatnya terhenyak. Sesuatu yang membuat mata hatinya menjerit. Sesuatu yang membuatnya jiwanya cukup terguncang. Di sana, di Solferino, dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ada sekitar 38.000 ribu prajurit terkapar dengan luka yang sangat mengerikan. Genangan darah. Luka-luka serius tanpa penanganan yang memadai. Korban-korban sekarat tidak berdaya. Serta korban-korban meninggal dengan kondisi yang menggiriskan hati.

Petang itu di Solferino, perang antara pasukan gabungan Perancis dan Sardinia melawan Austria baru saja usai. Pasukan Perancis di bawah pimpinan kaisar Napoleon III, pasukan Sardinia di bawah pimpinan Viktor Emmanuel II, sedangkan Pasukan Austria berada di bawah pimpinan Frans Josef I. Aliansi Perancis-Sardinia mengerahkan sekitar 118.000 prajurit, sedangkan lawannya Austria mengandalkan sekitar 100.000 prajurit. Telak, kemenangan diraih pasukan gabungan Perancis-Sardinia. 

Melihat kenyataan di depan mata, Henry tak tinggal diam. Di sebuah tempat bernama Castiglione, Henry mengajak kaum perempuan untuk merawat para prajurit yang terluka. Gereja setempat akhirnya dijadikan sebuah rumah sakit darurat. Segala obat-obatan dan keperluan medis lainnya dibeli Henry dengan dana pribadi. Henry pun melupakan niatan awal untuk bertemu Kaisar Napoleon III.

Sekembalinya Henry ke Jenewa di bulan Juli tidak lantas membuat hidupnya tenang. Dia masih gusar. Bayang-bayang kelam akan Solferino masih menghantui. Demi mengobati kegundahan hatinya, Henry menulis buku Un Souvenir De Solferino. Sebuah kenangan Dari Solferino.

Dalam buku tersebut Henry bercerita tentang konsekuensi akibat perang. Selain itu Henry menginisiasi perlunya dibentuk organisasi yang melindungi dan merawat prajurit yang terluka di medan perang dan juga para relawan yang menolong prajurit tersebut. Di sinilah cikal bakal terbentuknya organisasi The Internasional Committe of the Red Cross (ICRC) yang menanungi Palang Merah serta Bulan Sabit Merah Internasional. Maka tak  heran apabila pada tahun 1901 komite nobel dunia memberikan anugerah nobel perdamaian pada dirinya. Gelar bapak palang merah dunia pun disematkan padanya.

Menjelang kematiannya di tahun 1910, Henry mewasiatkan agar seluruh harta bendanya didonasikan untuk kepentingan amal. Kata-kata terakhir yang terucap dari mulut Henry adalah,"kemana lenyapnya kemanusiaan?" Henry kemudian dimakamkan di Zurich. #70thICRCid

                                                                            ***
www.icrc.org
Demikian ulasan singkat salah satu tokoh kita, Henry Dunant. Jika kamu belum cukup puas dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang kisah tersebut, silakan kunjungi tautan berikut A Memory of Solferino (ICRC). Tautan tersebut berupa e-book dalam bahasa inggris dengan format Pdf yang bisa diunduh siapa saja.
Joserizal Jurnalis Dan MER-C

Joserizal Jurnalis. Beliau adalah dokter bedah umum sekaligus aktivis kemanusiaan yang memelopori berdirinya MER-C (Medical Emergency of Rescue Committe), sebuah organisasi yang bertindak di bidang pemberian pertolongan medis gawat darurat di daerah konflik dan bencana. Organisasi ini memang bernafaskan islam, tetapi dalam menolong seseorang tidak boleh memandang suku, agama, ras, maupun golongan. Semunya manusia sama kedudukannya dan berhak diberi pertolongan apabila membutuhkan.
www.arrahmah.com
Seperti halnya organisasi-organisasi di bidang kemanusiaan lainnya, wilayah kerja MER-C tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional. Selain pernah terjun langsung di lokasi konflik seperti di Maluku dan Aceh, tim MER-C pernah berada di Irak, Afganistan, Palestina, Filipina, dan masih banyak lagi.

Berkat MER-C dan dukungan berbagai pihak, lahirnya Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Palestina. Rumah sakit tersebut memberikan perawatan khusus traumatologi dan rehabilitasi (penanganan pada pasien yang mengalami cidera akibat perang). Seperti dilansir dari tempo.co, rumah sakit tersebut dibangun pada tahun 2008, tetapi baru pada tahun 2015 ini siap dioperasikan.

Banyak sekali kisah-kisah mengharukan selama Bung Rizal menjalankan tugas dalam rangka misi kemanusiaan. Salah satunya kisah yang menyentuh hati saya adalah ketika beliau terpaksa harus mengampustasi tangan kanan Dominingus menggunakan gergaji kayu. Bayangkan gergaji kayu kawan! Tanpa anestesi sedikitpun. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1999 di Ambon. Dominingus, terkena sabetan parang yang cukup parah. Amputasi adalah jalan satu-satunya mengingat jika tidak ditangani dengan segera akan muncul infeksi dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. Dengan keterbatasan perlengkapan medis, beliau menggunakan madu sebagai antibiotik.

Perjuangan Bung Rizal pun bukan tanpa risiko. Setiap saat bisa saja beliau bertaruh nyawa. Bahkan beliau trauma terhadap bunyi ketukan tiang listrik. Bunyi ketukan tiang listrik berarti isyarat akan adanya bahaya. Sekelompok orang datang menyerbu suatu wilayah dengan menggunakan parang dan menebas leher orang lain  yang dianggap musuhnya. Peristiwa tersebut terjadi di Ambon tahun 1999 silam.

Bung Rizal dan kawan-kawan, perjuangan ini belumlah usai. Sebelum hari itu tiba, hari di mana malaikat datang menjemput. Teruslah berjuangan! Tetaplah bersemangat. Tuhan membersamai Kalian!


Mereka Yang Memilih Menjadi Cahaya

The story is so warming heart, isn't it? Ternyata masih ada sosok-sosok yang luar biasa seperti cerita di atas. Mereka tidak hanya berani, tangguh, tetapi juga idealis dan visioner.

Memang perang dan konflik menyulut luka. Kita tidak bisa dengan serta merta menghentikan hal tersebut. Sebab di belahan bumi nun jauh di sana, ada sekelompok orang yang menginginkan adanya perang. Mereka bisa saja pemasok atau pemilik bisnis jual beli senjata. Mereka bisa saja kaum oportunis yang haus akan kekuasaan. Mereka bisa saja oknum-oknum tertentu yang telah lama mengincar aset atau sumber daya berharga suatu bangsa, seperti minyak bumi (Timur Tengah), berlian (Afrika), emas (Papua).

Namun jangan takut. Jangan diam. Kita tentu saja masih bisa mengupayakan suatu hal. Kita bisa memberikan donasi terbaik untuk saudara kita yang berada di daerah konflik atau bencana. Atau terjun langsung menjadi relawan kemanusiaan. Yang paling ringan yang bisa kita lakukan adalah berdoa untuk kebaikan. Berdoa dengan hati. Berdoa dengan penuh ketulusan.

Tuhan, sekarang saya mampu memahami makna tersirat dalam firmanMu itu. "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Engkau mengetahui bahwa tidak semuanya manusia jahat dan bengis. Bisa jadi itu hanyalah bentuk ujian. Engkau pun masih memberi kami kekayaan nurani dan hati untuk selalu menolong, peduli dan berbagi.

Saksikanlah kawan! dalam mata rantai kehidupan, manusia menduduki posisi tertinggi. Di antara makhluk ciptaan Tuhan, hanya manusia yang mampu menciptakan peradaban. Level inteligensi manusia melebihi mahkluk-mahkluk lainnya. Namun dengan kelebihan-kelebihan tersebut bukan berarti kita memiliki kebebasan mutlak dalam melakukan tindakan. Kita memiliki tanggung jawab. Kita memiliki pilihan-pilihan. Menjadi bagian dari gelap dan pekat. Atau menghadirkan cahaya.

Terakhir, saya kutipkan kata-kata mutiara dari Bunda Theresa, "daripada mengutuk kegelapan, jauh lebih baik jika kita menyalakan sebatang lilin." May peace be upon us.

Yogyakarta, 14 Oktober 2015.
_________________________________________________________________________
Tulisan ini berhasil meraih juara 1 blog competition yang diselenggarakan ICRC (Internasional Committe of the Red Cross). Ini tulisan kedua saya yang saya ikutsertakan di suatu kontes blogging. Pengumuman bisa dilihat di : 


________________________________________________________________________
Referensi :

Website (Organisasi) 

1. The Internasional committte of the Red Cros 
2. ICRC Indonesia 
3. Aksi Cepat Tanggap (ACT)
4. MER-C (Medical Emergency Rescue Comitte) 

Media Online

1. Tempo.co -- Joserizal Jurnalis, Che Guevara Tanpa Senjata
2. Kompas.com -- Rumah Sakit Indonesia di Palestina Siap Beroperasi
3. Kompasiana.com -- Jalan Jihad Sang Dokter (dr. Joserizal Jurnalis)
4. Valuecard.com -- Mengenal Sosok Henry Dunant : Bapak Palang Merah Dunia
5. Siloka.com -- Pertempuran Solferino dan Titik Balik Dunant 
6. Wikipedia.org -- Henry Dunant 
7. Biografiku.com -- Biografi Henrry Dunant Pendiri Palang Merah Internasional
8. bbc.com/indonesia --- Mengapa orang-orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar? 
_________________________________________________________________________